Kandangan

Minggu, 29 April 2012

Amandit Jaya Kandangan Raya, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan

TUMENGGUNG ANTALUDDIN :
Tumenggung Antaluddin adalah seorang Panglima Perang dalam Perang Banjar dengan pusat perjuangan di kawasan Gunung Madang Kandangan di kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.Pada masa itu Pangeran Hidayatullah dan Demang Lehman meminta kepada Tumenggung Antaluddin untuk membuat benteng pertahanan di Gunung Madang. Pasukan Pangeran Hidayatullah, Demang Lehman dan pasukan Tumenggung Antaludin terkumpul di sekitar benteng ini pada bulan September 1860.
PANGLIMA BUKHARI DARI HANTARUKUNG
Panglima Bukhari dari Hantarukung (lahir : 1850 di Hantarukung, Simpur Kandangan, Hulu Sungai Selatan, wafat : 19 September 1899 di Hantarukung, Simpur Kandangan, Hulu Sungai Selatan). Panglima Bukhari adalah salah seorang pejuang Perang Banjar yang memimpin perlawanan rakyat yang disebut Amuk Hantarukung yang terjadi di masa Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari. Ayah Bukhari bernama Manggir dan ibu bernama Bariah kelahiran desa Hantarukung, dalam wilayah Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Bukhari dilahirkan sekitar tahun 1850 dan semasa mudanya mengembara ke Puruk Cahu (Murung Raya, Kalimantan Tengah) mengikuti pamannya Kasim yang menjadi panakawan (ajudan) dari Sultan Muhammad Seman. Sejak itu Sultan Muhammad Seman menjadikan Bukhari sebagai panakawan (ajudan) Sultan, dan Bukhari ikut berjuang di daerah Puruk Cahu, Kalimantan Tengah.Bukhari seorang yang setia mengabdikan dirinya. Ia orang yang dipercaya sebagai Pemayung Sultan. Ia dikenal di kalangan istana sebagai seorang yang mempunyai ilmu kesaktian dan kekebalan. Bahkan tersiar berita bahwa dengan ilmunya itu kalau ia tewas dapat hidup kembali. Ilmu ini diajarkan kepada siapa yang menjadi pendukungnya. Adanya kelebihan-kelebihan Bukhari tersebut, menyebabkan dia dan adiknya bernama Santar mendapat tugas untuk menyusun dan memperkuat barisan perlawanan rakyat terhadap Belanda di daerah Banua Lima, Kalimantan Selatan. 
GEROMBOLAN IBNU HAJAR
Ibnu Hajar, lahir di desa ambutun kandangan kabupaten hulu sungai selatan. Ibnu Hajar dengan nama asli Angli atau Haderi bin Umar, ayahnya berasal dari ambutun dan ibunya berasal dari suku dayak tepatnya di daerah puruk cahu kalimantan tengah. ketika masa kecil Ibnu Hajar adalah sosok yang pemberani. sampai menjelang dewasa dia bergabung dengan tentara pejuang pimpinan Brigjen Hasan Basri (Bapak Gerilya Kalimantan Divisi IV ALRI) yang juga berasal dari Padang Batung kandangan melawan penjajah belanda.Ketika saya berjalan-jalan ke Telaga Langsat dan sekitar Loksado, nama Ibnu Hajar seakan melegenda di benak mereka. Muncul pertanyaan, kenapa tokoh kita yang dicap oleh pemerintah sebagai pemberontak, akan tetapi di masyarakat pendukungnya ia ada dan melegenda. Saya sadar persis, dalam sejarah ada persoalan interpretasi. Tinggal kita memilih dari sudut mana Ibnu Hajar dilihat.
BRIGJEN H. HASAN BASRI
Brigjen H. Hasan Basri (lahir di Padang Batung Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 - meninggal di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia dimakamkan di Simpang Tiga, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia dan Bapak Gerilya Kalimantan berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3 November 2001. 
PROKLAMASI KALIMANTAN SELATAN :
Merdeka!
Dengan ini kami rakjat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan berdirinja Pemerintah Gubernur Tentara dari "A.L.R.I" melingkungi seluruh daerah Kalimantan Selatan mendjadi bagian dari Republik Indonesia, memenuhi Proklamasi 17 Agustus 1945 jang ditandatangani oleh Pres. Soekarno dan Wakil Pres. M. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperdjuangkan sampai tetesan darah jang penghabisan.
Tetap Merdeka
Kandangan, 17 Mei Th. IV Rep.
Atas nama Rakjat Indonesia Di Kalimantan Selatan
Gubernur Tentara,
Hassan Basry

Kamis, 22 Maret 2012

AMANDIT KANDANGAN, HULU SUNGAI SELATAN

1. Di Kalimantan Selatan produk budaya pada masa bercocok tanam ditemukan pada situs arkeologi yang diteliti oleh balai arkeologi Banjarmasin yaitu situs jambu hilir Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
2. Situs jambu hilir sebagai bekas hunian kuno berciri prasejarah tapi masih mempertahankan tradisi neolitik dengan ciri-ciri artefak batu dengan unsur teknologi kapak persegi, manik-manik tanah liat, batu giling, perhiasan emas dan kuningan.
3. Salah satu bukti telah adanya pemanfaatan teknologi logam adalah temuan musi (musa) atau kowi yaitu wadah melebur emas dan kuningan di situs jambu hilir kandangan.
4. Selain musa dan wadah peleburan, menurut informasi penduduk jambu hilir kandangan di sana juga pernah ditemukan topeng emas dan alat-alat logam besi.
5. Ada beberapa produk budaya mesolitikum yang ditemukan, yaitu batu giling dan serpih dari jenis batu rijang dan batu pukul, bersama-sama dengan temuan gerabah di situs jambu hilir kandangan dan berasal dari masa bercocok tanam.
6. Teknologi situs jambu hilir kandangan masih sederhana, walaupun sudah menggunakan roda putar, tatap dan pelandas. Jadi pasirnya tidak di saring dan gerabah yang dihasilkan agak kasar.
7. Asal tempat benda prasejarah museum lambung mangkurat :
• Desa jambu hilir, Kecamatan kandangan
• Desa simpur, Kecamatan simpur
• Desa jambu hulu, Kecamatan padang batung
• Desa jambu hulu muka, Kecamatan padang batung
8. Kehidupan dengan rumah besar yang cara hidupnya seperti tersebut di atas masih terlihat nyata pada suku bukit meratus di Kecamatan Loksado.
9. Di Kecamatan Loksado, dimana dalam satu desa mereka mendirikan balai adat yang sekaligus menjadi tempat tinggal, dengan kamar atau ruangan mengelilingi rumah tengah tempat upacara tersebut. Satu kamar dihuni oleh satu keluarga.
10. Pangeran Tumenggung dari kerajaan Negara Daha mengalami kekalahan, lalu mundur dan bertahan di muara sungai Amandit.
11. Sultan Suriansyah yang sebelum masuk islam bernama Pangeran Samudera adalah pewaris sah dari kerajaan Negara Daha.
12. Daerah teritorial kerajaan banjar yang kedua meliputi daerah Amandit.
13. Di bawah wilayah inti terdapat unit politik yang disebut daerah-daerah kekuasaan termasuk Batang Amandit.
14. Yaitu meliputi Batang hulu, Kandangan, Jambu, Bamban dan Pangambau.
15. Salah seorang belanda yang berusaha keluar untuk pergi mencari bantuan ke Banjarmasin, dibunuh di Sungai raya.
16. Pada bulan September 1859 Demang lehman, bersama pimpinan lainnya seperti Pangeran Muhammad Aminullah, Tumenggung Jalil berangkat menuju Kandangan yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh pejuang dari segala pelosok banua Amandit.
17. Selain itu terdapat pula pahlawan wanita kiai cakrawati yang selalu menunggang kuda yang sebelumnya ikut dalam pertempuran Benteng Gunung Madang di Kandangan bersama Tumenggung Antaludin.
18. Hasil pertemuan bulan September 1859 antara pangeran Hidayat, pangeran Antasari, kiai Demang lehman dan tokoh-tokoh perjuangan lainnya di daerah Kandangan menetapkan pembagian daerah perjuangan dari banua lima sampai dusun atas.
19. Setelah meletusnya perang Amuk Hantarukung, Jenajah Bukhari, Landuk dan Mat amin dimakamkan di kampung Parincahan, Kecamatan Kandangan yang di kenal dengan makam Tumpang Talu.
20. Sedangkan sembilan orang lainnya dihukum gantung oleh belanda, kemudian di makamkan di kuburan Bawah Tandui di kampung Hantarukung, Kecamatan Simpur.
21. Di setiap persimpangan sungai yang strategis dibuat benteng pengawasan wilayah, dengan demikian muncul kota-kota seperti Kandangan dengan Benteng Hamawang di dalamnya.
22. Afdeling Kandangan dengan ibukota Kandangan, terdiri dari Onderafdeling Amandit dan Negara, yang terdiri lagi dengan District Amandit dan District Negara.
23. Onderafdeling Kandangan dengan ibukota Kandangan, diperintah oleh Asisten residen sebagai kepala afdeling dengan dibantu oleh seorang civiel gezaghebber.