TUMENGGUNG ANTALUDDIN :
Tumenggung Antaluddin adalah seorang Panglima Perang dalam Perang Banjar
dengan pusat perjuangan di kawasan Gunung Madang Kandangan di kabupaten
Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.Pada masa itu Pangeran
Hidayatullah dan Demang Lehman meminta kepada Tumenggung Antaluddin
untuk membuat benteng pertahanan di Gunung Madang. Pasukan Pangeran
Hidayatullah, Demang Lehman dan pasukan Tumenggung Antaludin terkumpul
di sekitar benteng ini pada bulan September 1860.
PANGLIMA BUKHARI DARI HANTARUKUNG :
Panglima Bukhari dari Hantarukung (lahir : 1850 di Hantarukung, Simpur
Kandangan, Hulu Sungai Selatan, wafat : 19 September 1899 di
Hantarukung, Simpur Kandangan, Hulu Sungai Selatan). Panglima Bukhari
adalah salah seorang pejuang Perang Banjar yang memimpin perlawanan
rakyat yang disebut Amuk Hantarukung yang terjadi di masa Sultan
Muhammad Seman bin Pangeran Antasari. Ayah Bukhari bernama Manggir dan
ibu bernama Bariah kelahiran desa Hantarukung, dalam wilayah Kecamatan
Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Bukhari
dilahirkan sekitar tahun 1850 dan semasa mudanya mengembara ke Puruk
Cahu (Murung Raya, Kalimantan Tengah) mengikuti pamannya Kasim yang
menjadi panakawan (ajudan) dari Sultan Muhammad Seman. Sejak itu Sultan
Muhammad Seman menjadikan Bukhari sebagai panakawan (ajudan) Sultan, dan
Bukhari ikut berjuang di daerah Puruk Cahu, Kalimantan Tengah.Bukhari
seorang yang setia mengabdikan dirinya. Ia orang yang dipercaya sebagai
Pemayung Sultan. Ia dikenal di kalangan istana sebagai seorang yang
mempunyai ilmu kesaktian dan kekebalan. Bahkan tersiar berita bahwa
dengan ilmunya itu kalau ia tewas dapat hidup kembali. Ilmu ini
diajarkan kepada siapa yang menjadi pendukungnya. Adanya
kelebihan-kelebihan Bukhari tersebut, menyebabkan dia dan adiknya
bernama Santar mendapat tugas untuk menyusun dan memperkuat barisan
perlawanan rakyat terhadap Belanda di daerah Banua Lima, Kalimantan
Selatan.
GEROMBOLAN IBNU HAJAR :
Ibnu Hajar, lahir di desa ambutun kandangan kabupaten hulu sungai
selatan. Ibnu Hajar dengan nama asli Angli atau Haderi bin Umar, ayahnya
berasal dari ambutun dan ibunya berasal dari suku dayak tepatnya di
daerah puruk cahu kalimantan tengah. ketika masa kecil Ibnu Hajar adalah
sosok yang pemberani. sampai menjelang dewasa dia bergabung dengan
tentara pejuang pimpinan Brigjen Hasan Basri (Bapak Gerilya Kalimantan
Divisi IV ALRI) yang juga berasal dari Padang Batung kandangan melawan
penjajah belanda.Ketika saya berjalan-jalan ke Telaga Langsat dan
sekitar Loksado, nama Ibnu Hajar seakan melegenda di benak mereka.
Muncul pertanyaan, kenapa tokoh kita yang dicap oleh pemerintah sebagai
pemberontak, akan tetapi di masyarakat pendukungnya ia ada dan
melegenda. Saya sadar persis, dalam sejarah ada persoalan interpretasi.
Tinggal kita memilih dari sudut mana Ibnu Hajar dilihat.
BRIGJEN H. HASAN BASRI :
Brigjen H. Hasan Basri (lahir di Padang Batung Kandangan, Hulu Sungai
Selatan, 17 Juni 1923 - meninggal di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61
tahun) adalah seorang tokoh militer Indonesia. Ia dimakamkan di Simpang
Tiga, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dianugerahi
gelar Pahlawan nasional Indonesia dan Bapak Gerilya Kalimantan
berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3 November
2001.
PROKLAMASI KALIMANTAN SELATAN :
Dengan ini kami rakjat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan berdirinja Pemerintah Gubernur Tentara dari "A.L.R.I" melingkungi seluruh daerah Kalimantan Selatan mendjadi bagian dari Republik Indonesia, memenuhi Proklamasi 17 Agustus 1945 jang ditandatangani oleh Pres. Soekarno dan Wakil Pres. M. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperdjuangkan sampai tetesan darah jang penghabisan.
Tetap Merdeka
Kandangan, 17 Mei Th. IV Rep.
Atas nama Rakjat Indonesia Di Kalimantan Selatan
Gubernur Tentara,
Hassan Basry