Keramat adalah suatu kejadian luar
biasa yang diberikan Allah khusus bagi para hambanya yang bertaqwa dan shalih
yang dalam istilah Al-Qur’an diberikan nama para Wali Allah. Keramat ini
biasanya datangnya tidak pernah diidam-idamkan sebelumnya. Bahkan para Wali sangat takut sekali jika terjadi keramat atau kejadian
luar biasa pada dirinya. Karena mereka takut jika hal ini akan menyebabkan
takjub terhadap dirinya sebagai hamba yang diberi kemulyaan oleh Allah.
Oleh sebab itu
biasanya para Wali jika terjadi suatu keramat pada dirinya mereka makin
bertambah khawatir terhadap dirinya, kalau-kalau dia merasa ujub dan bangga
terhadap dirinya yang menyebabkan dia tergelincir hatinya. Mereka akan
bertambah tawadhu dan penuh kekhusyuan seolah-olah mereka sedang berhadapan
dengan Allah Ta’ala.
Umumnya keramat
itu terjadi sewaktu-waktu dalam keadaan tertentu. Sebagian keramat itu ada yang
terjadi dalam waktu yang terbatas disaat itu saja. Namun sebagian lagi ada
berkepanjangan yang dapat disaksikan orang sampai beberapa generasi. Namun yang paling banyak terjadi hanya terbatas pada waktu tertentu saja.
Yang mana kejadian itu akan menunjukkan kekuasaan Allah yang diberikan kepada
hambanya yang disukai.
Datu Balimau Kandangan
Tugas dakwah
tidaklah mengenal waktu dan tempat. Dari sekian banyak keturunan Datu
Kalampayan yang berdakwah ke luar daerah, tersebutlah nama 'Alimul 'Allamah
Haji Ahmad bin 'Alimul 'Allamah Mufti Haji Muhammad As'ad. Beliau adalah
seorang yang sempat mendulang dan mendapat ilmu dari Syekh Muhammad Arsyad
Al-Banjari datu beliau dan dari ayah beliau yang merupakan seorang mufti,
seorang yang berilmu lagi mengamalkan ilmunya, rendah hati, pemurah, penyabar,
disegani, berpantang dgn yang syubhat (wara), lagi berani menegakkan kebenaran
dan membasmi kebatilan.
Beliau mendapat
tugas untuk menyebarkan ajaran agama islam di daerah Balimau. Dengan ilmu yang
beliau miliki dari hasil belajar dengan datu beliau yang berpengetahuan luas,
beliau melakukan dakwah. Setiap kali beliau menyampaikan pengajian selalu
disambut dengan penuh suka cita oleh murid beliau serta masyarakat daerah
Balimau.
Sekarang makam
Datu Ahmad Balimau termasuk dalam daftar obyek wisata religius untuk Kabupaten
Hulu Sungai Selatan Kandangan.
Datu Taniran Kandangan
Almarhum yang
dimakamkan di Kubah Taniran ini bernama Haji Muhammad Thaib yang bergelar Haji
Sa'duddin bin Haji Muhammad As'ad bin Puan Syarifah binti Al-'Alimul Allamah
Syekh Haji Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Sejak kecil
beliau telah mendapat pendidikan langsung dari ayah beliau sendiri yaitu
'Alimul Allamah Haji Muhammad As'ad, yang pada ketika itu menjabat sebagai
mufti Kerajaan Banjar. Beliau berhijrah dan menetap di Kampung Taniran adalah
untuk menjadikan kampung tersebut tempat untuk mengajar dan sebagai pusat atau
basis penyiaran agama islam untuk daerah Hulu Sungai atau Banua Lima.
lebih kurang 45
Tahun guru besar ini mencurahkann hidupnya untuk tegaknya agama islam di bumi
antaludin kandangan, setelah berhasil mencetak ulama-ulama penerus yang
tersebar di sekitar hulu sungai tempo dulu, maka pada tanggal 5 Shafar 1278 H
atau sekitar 1858 M, beliau berpulang ke Rahmatullah dalam usia lebih dari 1000
bulan atau sekitar 84 tahun.
Selamat
Sejahtera atas seorang hamba yang yang baik sejak ia dilahirkan hingga ia wafat
dan ketika nanti ia dibangkitkan kembali.